Tunanetra adalah suatu
kondisi di mana seseorang tidak bisa melihat atau tidak bisa menggunakan penglihatannya
secara baik dalam aktivitasnya sehari-hari (Nawawi, 2010). Oleh karena itu, salah
satu konsekuensi dari seorang tunanetra adalah adanya keterbatasan kemampuan
aktivitas dalam orientasi dan mobilitas. Agar bisa melaksanakan aktivitasnya
sehari-hari dengan lancar tanpa mengalami banyak hambatan, tunanetra perlu
menggunakan alat bantu asistif, yaitu alat bantu yang dapat memudahkan
tunanetra dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari (Nawawi, 2010). Alat bantu
asistif ini bisa dikatakan sebagai pengganti penglihatan.
Pada umumnya, untuk
bergerak dan berpindah tempat, penyandang tunanetra menggunakan alat bantu tongkat
untuk mengetahui benda yang ada di sekitarnya. Keahlian dalam memakai tongkat
ini memerlukan proses pelatihan yang terstuktur agar tunanetra dapat
menggunakan tongkat dengan baik (Aqli, 2014). Pada era teknologi ini, telah
diciptakan bermacam-macam alat berbasis teknologi untuk memudahkan mobilitas
seorang tunanetra, salah satunya adalah Edges
Shoes, atau yang dijuluki sebagai sepatu bermata dua.